Dini hari Jumat (17/5), Gaza Utara kembali menjadi saksi tragedi kemanusiaan yang memilukan. Lebih dari 100 warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan udara dan darat Israel yang menyasar kawasan padat penduduk. Peristiwa ini disebut-sebut sebagai salah satu serangan paling mematikan dalam beberapa bulan terakhir, memperdalam luka konflik yang sudah berlangsung puluhan tahun.
Detik-detik Mencekam di Gaza Utara
Menurut laporan lapangan dari organisasi kemanusiaan dan jurnalis lokal, serangan terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat ketika sebagian besar warga sedang tidur. Beberapa saksi mata menggambarkan:
-
Rentetan serangan udara bertubi-tubi yang menghancurkan puluhan bangunan tempat tinggal
-
Suara ledakan yang terdengar hingga jarak bermil-mil
-
Warga berlarian dalam kegelapan mencari perlindungan
-
Tim medis yang kewalahan mengevakuasi korban dari reruntuhan
“Kami mendengar jeritan di mana-mana. Anak-anak, perempuan, orang tua—semua berlarian panik. Ini bukan perang, ini pembantaian,” kata Ahmed, seorang relawan Palang Merah setempat.
Korban Jiwa yang Terus Bertambah
Data terakhir menunjukkan:
-
Lebih dari 100 orang tewas dalam serangan ini
-
Ratusan luka-luka, banyak dalam kondisi kritis
-
Puluhan keluarga terkubur di bawah reruntuhan rumah
-
Anak-anak menjadi 40% korban menurut catatan rumah sakit
Rumah sakit Al-Awda di Jabalia melaporkan kewalahan menerima korban dengan:
✔ Pasokan obat-obatan yang menipis
✔ Listrik yang hanya mengandalkan generator
✔ Tenaga medis yang bekerja tanpa henti
Respons Dunia: Kecaman dan Seruan Darurat
Tragedi ini memicu gelombang kecaman internasional:
-
PBB menyebutnya sebagai “pelanggaran hukum humaniter yang tak bisa diterima”
-
Uni Eropa mendesak gencatan senjata segera
-
Organisasi HAM menyerukan penyelidikan independen
-
Negara-negara Arab mengutuk keras “kekejaman Israel”
“Pembunuhan massal warga sipil adalah kejahatan perang. Dunia tidak boleh diam,” tegas Sekjen PBB Antonio Guterres dalam pernyataan darurat.
Pembenaran Israel dan Realita di Lapangan
Pasukan Israel mengklaim serangan ditujukan kepada:
-
Sarang militan Hamas
-
Jaringan terowongan bawah tanah
-
Lokasi peluncuran roket
Namun bukti lapangan menunjukkan:
-
90% korban adalah warga sipil
-
Tidak ada sasaran militer di lokasi serangan
-
Pemukiman padat penduduk yang hancur total
“Kami tidak punya tempat lain. Di mana kami harus lari?” tanya Umm Mohammed, seorang janda yang kehilangan tiga anaknya.
Dampak Jangka Panjang yang Mengkhawatirkan
Tragedi ini meninggalkan luka mendalam:
-
Generasi yang Trauma
Ribuan anak menyaksikan kematian keluarga secara langsung -
Krisis Pengungsian Baru
Ratusan keluarga kehilangan tempat tinggal -
Eskalasi Kekerasan
Potensi balas dendam memperpanjang siklus konflik
Seruan untuk Tindakan Nyata
Komunitas internasional didesak untuk:
✔ Menerapkan sanksi terhadap pelanggaran HAM
✔ Memaksa pembukaan akses kemanusiaan
✔ Mengadakan perundingan damai yang serius
Di balik angka korban yang dingin, ada cerita-cerita manusia: seorang ayah yang mati melindungi anaknya, seorang dokter yang gugur saat menolong pasien, ribuan nyawa yang terenggut tanpa alasan jelas.
Gaza tidak butuh belas kasihan—tapi keadilan. Setiap jam tanpa tindakan berarti nyawa-nyawa baru yang melayang. Dunia harus memilih: menjadi penonton bisu, atau berdiri di sisi kemanusiaan.